Hujan lebat yang melanda wilayah Desa Waru Kecamatan Rembang pada tanggal 6 Desember 2024 menyebabkan ambrolnya jembatan penghubung antara pemukiman warga dan lokasi pertanian setempat. Kejadian ini mengakibatkan akses menuju lahan pertanian terputus dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Menurut warga setempat, hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari mengakibatkan debit air sungai di bawah jembatan meningkat tajam. Hal ini membuat struktur jembatan tidak mampu menahan derasnya aliran air, yang akhirnya menyebabkan jembatan ambrol dan terputus. Jembatan yang berumur kurang lebih 24th itu akhirnya ambrol.
Salah satu petani, Pak Arifuddin mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak ambrolnya jembatan tersebut. "Jembatan ini adalah satu-satunya akses utama bagi kami untuk menuju lahan pertanian. Dengan terputusnya jembatan, kami kesulitan untuk mengangkut hasil panen dan melakukan aktivitas pertanian sehari-hari," ujarnya.
Ibu Kepala Desa Waru, Bapak Sukatmi, menyatakan bahwa langkah-langkah darurat sedang disiapkan untuk memastikan akses ke lahan pertanian dapat segera dipulihkan. "Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mempercepat proses perbaikan jembatan. Selain itu, kami juga akan menyediakan akses alternatif sementara bagi warga yang terkena dampak," jelasnya.
Sementara itu, warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. Pemerintah desa juga mengajak masyarakat untuk bergotong royong dalam penanganan dampak dari kejadian ini, guna memastikan keselamatan dan kelancaran aktivitas pertanian di Rembang.
Dengan langkah-langkah yang sedang diambil, diharapkan akses ke lahan pertanian dapat segera normal kembali dan aktivitas pertanian dapat berjalan lancar seperti biasa.